kau adalah riak ombak di laut rinduku
senyummu adalah cahaya di langit dadaku
sejauh tarikan nafasku,
berusaha memanggil namamu
kangen ini begitu panjang
hanya padamu
pemilik safaat di hari esok
mei 2019
kau adalah riak ombak di laut rinduku
senyummu adalah cahaya di langit dadaku
sejauh tarikan nafasku,
berusaha memanggil namamu
kangen ini begitu panjang
hanya padamu
pemilik safaat di hari esok
mei 2019
Hak bumi untuk menjorok, digelari teluk
Hak bumi untuk menonjol, dikenal tanjung
Alam memiliki haknya sendiri
Sebagaimana aku,
memiliki hak untuk merindukanmu berulangkali
2018
maulana menemaniku. dia tegar dan tersenyum walau berkali-kali langkahku keliru. aku belum sempat berkata, namun maulana berucap lebih dulu, “teruslah melangkah”.
aku hanya bisa menundukkan wajah, sekejap rasa malu itu hilang ketika ingat perkataan maulana. ada sejumlah lelah dari sederet langkah yang terseok, dan berkelok. itu langkahku.
aku meneruskan sisa-sisa langkah. dalam panas dan hujan. menemukan kedalaman sepi pada keramaian. terjebak dalam pasar dan kesementaraan. mengurangi berkata-kata kosong, membusa-busa dalam sejumlah teori, menyudutkan pembicaraan lawan, dan sebagai orang yang hidup di pasar, aku berulangkali belajar pada maulana.
sehabis senja dari sisa letih dan polusi yang jatuh terbawa hujan, aku hanya berteman sepi dan kangen. menjaga aku bahwa hidup tak pernah sendirian.
maulana menemaniku.
13-11-2015